Sunday, August 10, 2008

Dual Currency Deposit (DCD), produk konservatif atau agresif?


DCD adalah salah satu produk investasi yang memungkinkan nasabah memperoleh potensi tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari deposito berjangka pada umumnya.

Nasabah cukup menentukan mata uang dasar pilihannya, kemudian menentukan pula mata uang kedua sebagai mata uang alternatif.

Pada saat jatuh tempo, nasabah akan memperoleh pokok dan tingkat pengembalian dalam salah satu mata uang tersebut. Untuk lebih jelasnya, saya akan berikan ilustrasi lewat simulasi seperti berikut:

Simulasi DCD

Nasabah menempatkan USD 15.000 sebagai mata uang dasar dalam DCD berjangka 1 bulan dengan suku bunga 8% per tahun (nett), kemudian nasabah memilih IDR sebagai mata uang alternative. Nilai tukar yang disepakati sebelumnya (Strike price) adalah USD/IDR: 9.340. Saat ini nilai tukar (Spot price) USD/IDR: 9290. Saat jatuh tempo, nasabah akan menerima MATA UANG DASAR USD nasabah yang semula atau MATA UANG ALTERNATIF IDR, tergantung pada kurs yang berlaku saat itu.

Skenario 1:

Pada saat jatuh tempo, jika kurs USD/IDR berada dibawah 9.340, maka nasabah akan menerima pokok dan bunga dalam USD senilai
USD 15.000+ (USD 15.000 x 8% p.a x 31/365) = USD 15.101,91

Skenario 2:

Pada saat jatuh tempo, jika kurs USD/IDR meyentuh 9.340 ke atas, maka nasabah akan menerima pokok dan bunga dalam IDR pada nilai tukar yang telah disepakati sebelumnya (Strike price)
USD 15.101,91 x 9.340 = IDR 141.051.839,40.

Hal yang perlu anda ketahui tentang DCD adalah jangan sampai anda membayangkan DCD sebagai produk deposito konvensional yang secara resiko sangat konservatif. DCD adalah produk investasi yang sangat beresiko dan jika terjadi perubahan nilai tukar / kurs terhadap currency pair yang anda gunakan akan dapat memberikan tingkat kerugian yang sangat besar. Jadi jangan mau berinvestasi dalam produk ini jika anda tidak memiliki keyakinan bahwa kurs mata uang yang anda gunakan sebagai basis akan tetap stabil seperti saat ini.

Wednesday, August 6, 2008

Mulailah berinvestasi

Mengapa saya ajak anda untuk segera memulai investasi? berikut saya akan berikan ilustrasi.
Jika mulai hari ini anda berinvestasi secara konsisten 1 juta rupiah setiap bulan, dengan asumsi investasi anda memberikan return sebesar 10% per tahun, maka 15 tahun dari sekarang anda investasi anda akan bernilai Rp414.318.135,60. Cukup banyak bukan?
Bagaimana jika anda menambah jangka waktu investasi anda yang sebelumnya 15 tahun menjadi 20 tahun? setelah 20 tahun maka investasi anda akan bernilai Rp 758.975.020,48.
Sekarang, seandainya saya dapat berinvestasi secara konsisten sebesar 1 juta rupiah tiap bulan selama 20 tahun, tetapi saya menginvestasikan dana saya pada instrumen finansial yang dapat memberi return rata-rata 15% per tahun, maka berapa dana saya setelah 20 tahun? Setelah 20 tahun ternyata investasi saya akan bernilai Rp 1.497.239.481,48. Fantastis bukan?
pesan moral dari ilustrasi ini adalah:
1. Segeralah berinvestasi, semakin panjang jangka waktu investasi anda maka akan semakin besar hasil investasi anda (bandingkan 15 thn dengan Rp 414.318.135,60 dan 20 thn dengan Rp 758.975.020,48)
2. Pandai-pandailah memilih instrumen investasi. Dengan memilih instrumen yang sesuai dengan tingkat resiko anda pribadi, maka return investasi anda akan optimal. (Bandingkan Rp 1.497.239.481,48 dengan Rp 758.975.020,48)
3. Berinvestasilah secara konsisten tidak perlu dengan jumlah yang besar, tetapi sesuaikan dengan kemampuan anda.
Selamat berinvestasi...

Hati-hati memilih Bank untuk berinvestasi

Mungkin sebagian dari anda ada yang pernah ditawarkan produk-produk "wealth management" dari bank asing ataupun lokal. Indonesia memang sedang dijadikan ajang perlombaan bagi sebagian besar bank asing untuk menawarkan produk layanan investasi khususnya bagi nasabah-nasabah prioritas.
Jika anda sempat membaca majalah Forbes edisi 2 bulan lalu, mungkin anda pun akan kaget karena ternyata jika 100 orang terkaya di Indonesia digabungkan kekayaannya, total kekayaannya akan jauh lebih besar daripada 100 orang terkaya di Malaysia, Thailand atau bahkan Singapura. Selain itu, anda juga akan tahu bahwa ternyata orang terkaya di Asia tenggara itu ada di Indonesia. Itu jugalah salah satu alasan mengapa banyak bank-bank asing yang sangat ingin menggarap pasar "wealth management" di Indonesia.
Ada hal-hal penting yang perlu anda ketahui. Beberapa bank asing di Indonesia begitu agresif menawarkan produknya kepada para nasabah dengan cara-cara yang kurang tepat, sehingga terkadang nasabah menjadi bingung memilih produk-produk investasi yang sebenarnya secara umum sama saja. Bahkan ada nasabah yang diminta untuk mengubah portfolionya, switch dari satu produk ke produk lainnya yang tanpa disadari sang nasabah, ternyata maksud dari bank tersebut adalah untuk mengeruk keuntungan lebih besar dengan memungut fee berkali-kali ketika nasabah melakukan switching dari satu produk ke produk lainnya.
Sebagai gambaran, rata-rata seorang wealth manager/relationship manager/account manager dari suatu bank asing itu ditarget secara pribadi untuk menghasilkan revenue sebesar 120 juta rupiah tiap bulan. Jika satu orang wealth manager/relationship manager/account manager menghandle sekitar 50 orang nasabah, maka kira-kira ia akan mengharapkan satu orang nasabah memberikan revenue baginya sebesar 2.4 juta rupiah tiap bulan. Bagaimana caranya para wealth manager/relationship manager/account manager ini mendapatkan sekitar 2,4 juta rupiah dari tiap nasabah? tentunya dengan cara meminta nasabah untuk melakukan switching dari produk yang satu ke produk lainnya, sehingga mereka bisa men-charge fee berkali-kali kepada nasabah. Karena itu anda para nasabah, lebih berhati-hatilah ketika memilih bank untuk berinvestasi, dan jangan mudah mengikuti saran dari para wealth manager/relationship manager/account manager dalam menentukan investasi anda. Carilah informasi yang independen. Anda dapat bertanya di blog ini untuk mengetahui informasi yang independen. Semoga kami bisa membantu anda.... Cheers.